Situs Judi Online dan Artikel Sex Indonesia terpercaya 2019

Sabtu, 19 Mei 2018

Dilema Pemakaman Jasad Teroris

Dilema Pemakaman Jasad Teroris



Tujuh liang lahad telah disiapkan di kawasan Putat Jaya. Namun, makam untuk tujuh teroris yang tewas dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya itu akhirnya ditutup paksa warga setempat.

Mereka mendatangi makam dengan membawa sekop dan cangkul, beramai-ramai mengembalikan tanah galian ke dalam lubang kuburan hingga rata dengan tanah.

"Intinya warga keberatan karena salah satu korban ledakan bom di Surabaya, ada (korban) yang merupakan warga kami," ujar Ketua RW 08 Putat Jaya Surabaya Nanang Sugiharta.   

Akibat aksi warga tersebut, pemakaman tujuh jenazah pelaku bom bunuh diri yang sedianya akan dilakukan, Kamis 17 Mei 2018 petang oleh Polda Jawa Timur batal dilaksanakan. Hingga Jumat pagi, tujuh jenazah teroris masih belum diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan. 

"Walaupun makam umum, ini berada di wilayah kami. Kami sangat keberatan, sedangkan di wilayah pelaku saja tidak diterima, apa lagi kami," kata Nanang.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun turun tangan. Ia menunggu fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait sejumlah jenazah terduga teroris yang hendak dimakamkan di Surabaya.

Risma mengatakan, sejumlah warganya telah menolak pemakaman jenazah di wilayahnya. Dia khawatir, bila dipaksakan, maka akan menimbulkan permasalahan tersendiri.

"Saya ditelepon Pak Kapolrestabes Surabaya. Dia menanyakan soal jenazah itu. Saya katakan tidak berani dimakamkan di Surabaya karena gesekannya besar, ada penolakan warga," kata Risma, Jumat 18 Mei.

Risma mengaku sudah mendengar kabar ada sejumlah warga di sekitar Makam Putat Gede, Jarak, Sawahan, Surabaya menolak rencana pemakaman jenazah terduga teroris, Dita oeprianto, kepala keluarga pengeboman di GKI Diponegoro, Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel dan GPPS Jalan Arjuna di tempat pemakaman umum setempat. 

Risma mengaku saat ini masih menunggu fatwa dari MUI. Bila fatwa tersebut telah dikeluarkan, pihaknya akan berupaya memberikan penjelasan kepada warga yang selama ini menolak. 

"Saya bilang ke pak kapolres, bahwa saya sudah buat surat ke RAJAPOKER88. Kami lagi menunggu fatwa MUI. Kalau fatwa MUI membolehkan, maka kami harus jelaskan kepada masyarakat," kata Risma.

Dia mengaku pihaknya tidak berani menguburkan jenazah terduga teroris tersebut menyusul di Surabaya ada keluarga korban dari peledakan bom tersebut. "Kalau sekarang saya tidak berani. Bagaimana dimakamkan, di sana ada keluarganya yang korban," ungkap Risma.

Share:
Keluarga Besar Marga Sun. Diberdayakan oleh Blogger.

Breaking News

KAMI MENYEDIAKAN GAME LIVE CASINO TERBARU DI https://bit.ly/2pLGSsO SILAHKAN DAFTAR YA.. SALAM KEMENANGAN YA BOSKU

SABUNG AYAM